Monday, October 8, 2012

KEUTAMAAN ZIKIR



Daripada Imam Muslim bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:

"Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Luhur itu mempunyai malaikat yang berkeliling dan utama sifatnya. Mereka itu mencari majlis-majlis zikir (pengajian atau hal-hal keagamaan). Apabila mereka menemukan suatu majlis di dalamnya berisi zikir, lalu mereka pun duduklah beserta hadirin yang ada di situ. Mereka berbaris antara yang sebahagian dengan lainnya dengan merapikan letak sayapnya sehingga memenuhi tempat-tempat yang ada di antara mereka dengan langit."


Rasulullah SAW melanjutkan sabdanya:

"Allah 'Azza wa Jalla lalu bertanya dan Dia adalah lebih mengetahui tentang keadaan hamba-hamba-Nya:

"Dari mana kamu semua datang?"

Para malaikat menjawab: "Kami semua datang dari tempat hamba-hamba-Mu di bumi. Mereka itu sama memahasucikan, memahabesarkan, mengesakan, memuji serta memohon kepada-Mu."

Allah: "Apakah yang mereka mintakan pada-Ku?"

Malaikat: "Mereka memohonkan syurga-Mu."

Allah: "Adakah mereka sudah pernah melihat syurga-Ku?"

Malaikat: "Belum ya Tuhan."

Allah: "Bagaimana sekiranya mereka tahu syurga-Ku itu?"
(Maksudnya tentu akan lebih hebat lagi 'ibadatnya.)

Malaikat: "Mereka memohonkan perlindungan pada-Mu."

Allah: "Dari apakah mereka memohonkan perlindungan?"

Malaikat: "Dari neraka-Mu ya Tuhan."

Allah: "Adakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku?"

Malaikat: "Belum ya Tuhan."

Allah: "Bagaimana kalau mereka melihat neraka-Ku itu?"
(tentunya akan lebih takut lagi)

Malaikat: "Mereka juga memohonkan pengampunan pada-Mu."

Allah: Aku telah memberikan pengampunan kepada mereka dan Kuberikan pula apa yang mereka minta serta Kuperlindungkan pula mereka itu daripada apa yang mereka mohonkan perlindungannya."

Malaikat: "Di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak kesalahannya, ya Tuhan. Ia hanyalah berjalan melalui tempat majlis zikir itu, lalu ikut duduk dengan orang-orang tersebut."

Allah: "Orang itu pun Kuampuni. Kelompok itu adalah kaum yang siapa sahaja menemani mereka tentu tidak akan menjadi orang yang celaka."

Rujukan: Kitab "Al-'Aqidah Al-Islamiyah" oleh Sayid Sabiq, terjemahan Moh. Abdai Rathomy. Penerbit C.V. Diponegoro-Bandung.


Begitulah kelebihan zikir kepada Allah SWT, Allah SWT berfirman dalam Al-Quran mengenai kelebihan zikir dan mengingati-NYA. Antaranya:

Allah SWT berfirman:


Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu (dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya Aku membalas kamu dengan kebaikan; dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan janganlah kamu kufur (akan nikmatKu).

Surah Al-Baqarah (2:152)

Perkataan ingat kepada Allah ini dalam kata lain ialah zikir. 

Tsabit ibn al-Banant ra. berkata, 

“Saya tahu Allah SWT mengingat saya. 
“Bagaimana Anda mengetahui hal itu?” tanya para muridnya.
“Apabila saya mengingat-Nya, Dia pasti mengingat saya,” jawabnya.



Wahai orang-orang yang beriman, (untuk bersyukur kepada Allah) ingatlah serta sebutlah nama Allah dengan ingatan serta sebutan yang sebanyak-banyaknya.

Surah Al-Ahzab (33:41)


Dalam Ayat yang lain Allah berfirman:



Tidaklah menjadi salah, kamu mencari limpah kurnia dari Tuhan kamu (dengan meneruskan perniagaan ketika mengerjakan Haji). Kemudian apabila kamu bertolak turun dari padang Arafah (menuju ke Muzdalifah) maka sebutlah nama Allah (dengan doa,"talbiah" dan tasbih) di tempat Masy'ar Al-Haraam (di Muzdalifah), dan ingatlah kepada Allah dengan menyebutnya sebagaimana Ia telah memberikan petunjuk hidayah kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu adalah dari golongan orang-orang yang salah jalan ibadatnya.

Surah Al-Baqarah (2:198)





(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.

Surah Ali-Imran (3:191)



Kemudian apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, maka hendaklah kamu menyebut dan mengingati Allah semasa kamu berdiri atau duduk, dan semasa kamu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa tenteram (berada dalam keadaan aman) maka dirikanlah sembahyang itu (dengan sempurna sebagaimana biasa). Sesungguhnya sembahyang itu adalah satu ketetapan yang diwajibkan atas orang-orang yang beriman, yang tertentu waktunya.

Surah An-Nisa (4:103)

Tentang ayat 103 surah an-Nisa di atas, Ibn ’Abbas ra. berkata, ”Maksudnya adalah pada malam dan siang hari; di daratan dan lautan; dalam perjalanan dan ketika tinggal di rumah; ketika kaya dan dalam keadaan miskin; ketika sakit dan ketika sehat; serta secara tersembunyi dan terang-terangan.”

Rasulullah bersabda, ”Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang –orang yang lalai adalah seperti pohon hijau ditengah pohon-pohon yang kering. Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang-orang yang lalai adalah seperti orang yang berjuang di tengah orang-orang yang lari dari medan perang.”

Rasulullah Saw ditanya,”Amalan apa yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Engkau mati sementara lisanmu basah karena zikir kepada Allah ’Azza wa jalla.”

Dalam hadis disebutkan bahwa Allah SWT berfirman,”Apabila hamba-Ku mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik dari itu. Apabila ia mendekat kepadanya sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia berjalan menuju kepada-Ku, Aku berlari kepadanya.” (Maksud ”berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya.

Abu Hurairah berkata, ”Penghuni langit memperhatikan rumah-rumah penduduk bumi yang disebutkan nama Allah SWT, sebagaimana mereka memperhatikan bintang-bintang.”

Sufyan ibn Uyaynah ra mengatakan bahwa jika suatu kaum berkumpul untuk berzikir kepada Allah SWT, pasti setan dan dunia lari. Setan berkata kepada dunia,”Tidakkah engkau melihat apa yang mereka perbuat?”

Dunia menjawab, ”Biarkan mereka, karena jika mereka telah bubar aku akan membawa leher mereka kepadamu.”

Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa ia masuk pasar. Ia berkata, ”Aku melihat kalian disini sementara warisan Rasulullah SAW dibagikan di dalam masjid.”

Orang –orang lalu pergi ke masjid dan meninggalkan pasar. Akan tetapi, mereka tidak melihat warisan itu. Mereka berkata, ”Wahai Abu Hurairah, kami tidak melihat warisan dibagikan di dalam masjid.”

Abu Hurairah balik bertanya, ”Apa yang kalian lihat?”
Mereka menjawab, ”Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Al-Quran.”
Abu Hurairah berkata, ”Itulah warisan Rasulullah SAW.”

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...